Rabu, 15 Agustus 2012

Setiap pertemuan selalu ada perpisahan



Setiap pertemuan selalu ada perpisahan
Setidaknya itulah yang terjadi pada hidup kita sehari-hari. Kita bertemu, bertukar sapa, bercanda, berteman, bersahabat, bersama, berbagi tawa dan tangis, bersama berjuang menembus asa,  menjadi dewasa bersama, lalu kita dihadapkan oleh sebuah perpisahan. Ya, sebuah perpisahan yang kadang menyakitkan dan menuai tangis.

Setidaknya itulah yang saya alami akhir-akhir ini saat saya melepas status saya sebagai pelajar. Saya yang semasa SMA tinggal di asrama bersama teman-teman sekolah saya, tinggal satu atap bersama mereka. Mengahbiskan setiap sekon waktu yang saya punya bersama mereka. Menjadikan saya rapuh saat saya dihadapkan dengan kata perpisahan dengan mereka. Mereka adalah hal yang terindah yang pernah saya miliki, dan mereka adalah bagian dari keseharian saya, bagian dari hidup saya.

Bersama mereka saya belajar, belajar untuk berbagi, belajar untuk menghargai, belajar untuk tidak egois, belajar untuk toleransi, belajar bagaimana perbedaan itu dapat menyatukan kami semua, belajar bagaimana bekerjasama dalam mengahadapi masalah, dan belajar bagaimana masalah-masalah yang timbul dapat menjadikan kami lebih dewasa.

Disaat saya memutuskan untuk belajar di instansi swasta tersebut, saya telah keluar dari area comfort zone saya, dan saya telah menemukan kembali zona nyaman saya yaitu saat-saat saya bersama teman-teman saya. Seakan saya telah menemukan rumah kedua untuk keluarga kedua saya. Saya merasa kebahagiaan dan kenyamanan yang tidak bisa tergantikan saat saya bersama mereka.

Namun seperti yang saya tulis sebelumnya, cepat atau lambat perpisahan itu akan menemui kita tanpa permisi. Dan itu sungguh sungguh membuat kami semua sedih. Disaat kerinduan yang mendalam terhadap sahabat-sahabat kita dating dan kami semua telah terpisah oleh jarak, itu membuat kami semua sedih. Walaupun di era globalisasi ini teknologi semakin canggih dan memudahkan kami untuk berkomunikasi, namun tetap saja, kurang meresap jika belum bertemu secara langsung dan bertukar peluk persahabatan kami.

Dan tanpa saya sadari, saya telah kembali keluar dari area comfort zone saya. Dan itu berarti saya harus kembali bertualang menemukan zona nyaman saya lagi. Dan secara tidak langsung perpisahan telah membimbing kami kepada satu tahap kedewasaan. Dan saya sadar, semua ini direncanakan oleh Tuhan agar kita menjadi lebih baik nantinya, agar kita dapat belajar banyak hal yang belum kita pelajari di luar sana. Dan saya berharap perpisahan ini adalah awal dari sebuah pertemuan yang baru, menjadi awal yang indah bagi segalanya, bagi hidup kami semua. Amiin.


Cheers

0 komentar:

Posting Komentar

free talk!

 
© Copyright 2035 I YOU THEY WE
Theme by Yusuf Fikri