Sabtu, 27 Oktober 2012

Bagaimana bisa Semesta?

Ohya, sekedar informasi, Semesta adalah sebuah instansi pendidikan swasta dimana aku menempuh pendidikan SMA. Sebuah sekolah kerjasama Indonesia-Turki dan menggunakan sistem asrama. Info lebih lanjut click this

 











Anyway, bagaimana aku bisa terdampar di Semesta?

Awalnya, dari kelas 9 SMP aku sudah berencana dan memantapkan diri untuk melanjutkan SMA keluar kota, kenapa?Karena aku pengen mandiri, aku merasa aku harus berkembang, karena jika stay di Tuban aku nggak bisa berkembang, dan aku pengen keluar dari comfort zoneku, setelah tinggal sekian tahun dengan orangtua dan menggantungkan diri sepenuhnya pada mereka, mengapa aku nggak mencoba  buat berpetualang ke tempat yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya? Jadilah aku membuat opsi-opsi sekolah yang akan aku pilih. Yang masuk dalam list sekolah, pertama adalah : SMA N 5 Surabaya, sekolah paling bagus di sana, orang tua menyetujui. Yang kedua adalah : SMA Taruna Nusantara Magelang. Yap! Kamu nggak salah baca kok. Sekolah kece semi-militer di Magelang, aku hampir menjerumuskan badan kurus ceking dan rambut panjang indah ini ke sekolah itu. Tapi Alhamdulillah, itu semua HAMPIR saudara-saudara. Lalu ada salah seorang kakak kelasku SMP yang ditawari beasiswa untuk sekolah di SMA Semesta Semarang tapi ditolak. Dan dari sinilah aku tau tentang sekolah itu. Tapi hanya sekedar tau bahwa ada SMA bernama Semesta, tidak lebih.  Oh ya, cita-citaku dari SMP adalah sekolah di sekolah yang ada asramanya, kayak Harry Potter gitu. Yap! Terobsesi eh, terinspirasi oleh film Harry Potter adalah salah satu alas an kuat kenapa aku pengen sekolah di Semesta. Konyol kan? :)
 
Back to the topic!
Suatu hari ada salah satu ibu temenku yang nawarin buat sekolah di Semesta, tapi aku masih belum ambil pusing, sampai salah seorang sahabatku –Shofi- mendeklarasikan dirinya sudah keterima di SMA Semesta Bilingual Boarding School, kupingku panas mendengar kata-kata Boarding, jadilah aku merekomendasikan nama instansi tersebut kepada orangtuaku. Awalnya mereka tidak sepenuhnya meng-iya-kan keinginanku. Berbagai alasan mereka utarakan, “Semarang itu panas lho mbak..” “Semarang itu bla bla bla..”. Tapi aku tetep kekeuh, aku terus mendesak mereka dengan informasi-informasi yang aku cari dari internet dan dibantu dengan promosi orangtua Shofi, hehe. Jadilah setelah beberapa minggu berpikir, berangkatlah aku ke Semarang sama Bapak. Deg-deg an bakal diterima apa engga di sekolah itu, akhirnya teslah aku. Hmmm, aku inget banget nilai paling bagus adalah bahasa Inggris, dan paling jelek tentu saja Kimia dengan kepala 4 -___-. And yeah! Mereka mau menerimaku dengan angka 4 di pelajaran kimiaku! Aku diterima, aku seneng dong! Pastinya, it’s like another dream comes true.

That’s it. Makanya aku bilang aku kerasan di Semesta, aku jarang terlalu mengeluh tentang jarak yang jauh dari rumah dan orang tua, tentang perbandingan yang jelas sekali kontras antara rumah dan asrama. Tapi di situlah letak euforianya! Ini keinginanku sendiri, kenapa aku harus mengeluh ini-itu? Dan aku terjebak dalam mata pelajaran exact selama 3 tahun cukup membuat aku kejang-kejang, karena sebut sajalah aku ‘anak IPA nyasar’ atau ‘ siluman IPA’. Karena passionku jelas bukan di bidang tersebut. Jadilah aku score-oriented bukan learning-oriented. Makanya jangan tanya aku fisika-kimia-biologi dan segala tetek bengeknya karena hanya gelengan kepala yang akan didapat sang penanya hehe.


Cheers, :)

0 komentar:

Posting Komentar

free talk!

 
© Copyright 2035 I YOU THEY WE
Theme by Yusuf Fikri