Ohya, sekedar informasi, Semesta adalah sebuah instansi pendidikan swasta dimana aku menempuh pendidikan SMA. Sebuah sekolah kerjasama Indonesia-Turki dan menggunakan sistem asrama. Info lebih lanjut click this
Anyway, bagaimana aku bisa terdampar di Semesta?
Awalnya, dari kelas 9 SMP aku sudah berencana dan memantapkan diri
untuk melanjutkan SMA keluar kota, kenapa?Karena aku pengen mandiri, aku
merasa aku harus berkembang, karena jika stay di Tuban aku nggak bisa berkembang, dan aku pengen keluar dari comfort zoneku,
setelah tinggal sekian tahun dengan orangtua dan menggantungkan diri
sepenuhnya pada mereka, mengapa aku nggak mencoba buat berpetualang ke
tempat yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya? Jadilah aku membuat
opsi-opsi sekolah yang akan aku pilih. Yang masuk dalam list
sekolah, pertama adalah : SMA N 5 Surabaya, sekolah paling bagus di
sana, orang tua menyetujui. Yang kedua adalah : SMA Taruna Nusantara
Magelang. Yap! Kamu nggak salah baca kok. Sekolah kece semi-militer di
Magelang, aku hampir menjerumuskan badan kurus ceking dan rambut panjang
indah ini ke sekolah itu. Tapi Alhamdulillah, itu semua HAMPIR
saudara-saudara. Lalu ada salah seorang kakak kelasku SMP yang ditawari
beasiswa untuk sekolah di SMA Semesta Semarang tapi ditolak. Dan dari
sinilah aku tau tentang sekolah itu. Tapi hanya sekedar tau bahwa ada
SMA bernama Semesta, tidak lebih. Oh ya, cita-citaku dari SMP adalah
sekolah di sekolah yang ada asramanya, kayak Harry Potter gitu. Yap! Terobsesi eh, terinspirasi oleh film Harry Potter adalah salah satu alas an kuat kenapa aku pengen sekolah di Semesta. Konyol kan?
Back to the topic!
Suatu hari ada salah satu ibu temenku yang nawarin buat sekolah di
Semesta, tapi aku masih belum ambil pusing, sampai salah seorang
sahabatku –Shofi- mendeklarasikan dirinya sudah keterima di SMA Semesta
Bilingual Boarding School, kupingku panas mendengar kata-kata Boarding,
jadilah aku merekomendasikan nama instansi tersebut kepada orangtuaku.
Awalnya mereka tidak sepenuhnya meng-iya-kan keinginanku. Berbagai
alasan mereka utarakan, “Semarang itu panas lho mbak..” “Semarang itu
bla bla bla..”. Tapi aku tetep kekeuh, aku terus mendesak mereka dengan
informasi-informasi yang aku cari dari internet dan dibantu dengan
promosi orangtua Shofi, hehe. Jadilah setelah beberapa minggu berpikir,
berangkatlah aku ke Semarang sama Bapak. Deg-deg an bakal diterima apa
engga di sekolah itu, akhirnya teslah aku. Hmmm, aku inget banget nilai
paling bagus adalah bahasa Inggris, dan paling jelek tentu saja Kimia
dengan kepala 4 -___-. And yeah! Mereka mau menerimaku dengan angka 4 di pelajaran kimiaku! Aku diterima, aku seneng dong! Pastinya, it’s like another dream comes true.
That’s it. Makanya aku bilang aku kerasan di Semesta, aku
jarang terlalu mengeluh tentang jarak yang jauh dari rumah dan orang
tua, tentang perbandingan yang jelas sekali kontras antara rumah dan
asrama. Tapi di situlah letak euforianya! Ini keinginanku sendiri,
kenapa aku harus mengeluh ini-itu? Dan aku terjebak dalam mata pelajaran exact selama 3 tahun cukup membuat aku kejang-kejang, karena sebut sajalah aku ‘anak IPA nyasar’ atau ‘ siluman IPA’. Karena passionku jelas bukan di bidang tersebut. Jadilah aku score-oriented bukan learning-oriented.
Makanya jangan tanya aku fisika-kimia-biologi dan segala tetek
bengeknya karena hanya gelengan kepala yang akan didapat sang penanya
hehe.
Cheers,
Sabtu, 27 Oktober 2012
Browse » Home »
» Bagaimana bisa Semesta?
Bagaimana bisa Semesta?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
free talk!